Sabtu, 16 Oktober 2010

Lokasi Usaha yang Potensial

PADA awal penulisan artikel ini beberapa teman yang saya perlihatkan versi 
rough atau mentahnya sempat mengajukan "protes" kepada saya. Mereka 
mempertanyakan apakah saya sedang ingin mencari gara-gara dengan mencoba 
menghubungkan antara analisis Feng Shui dengan konsep-konsep marketing dan 
temuan research. 

Wah, kenapa jadi Feng Shui rupanya? ternyata karena topik yang ingin saya 
diskusikan dengan Anda semua pada kesempatan kali ini adalah tentang lokasi 
usaha. Yah, pada umumnya topik lokasi usaha memang menjadi topik yang sering 
dibahas oleh para ahli Feng Shui.

Lokasi usaha yang dimaksudkan di sini lebih menitikberatkan kepada 
lokasi-lokasi di mana terjadi penjualan secara eceran (retail). Jadi dengan 
batasan tersebut, pembahasan kita akan fokus kepada outlet-outlet yang melayani 
penjualan secara retail, dan bukan gudang ataupun kantor korporat. Namun kantor 
marketing representative office atau perwakilan penjualan seperti agen properti 
juga dapat dianggap sebagai bagian dari diskusi kita.

Dalam memilih lokasi outlet, di luar dari pertimbangan Feng Shui, faktor apa 
saja yang menjadi bahan pertimbangan bagi kita? tentunya yang utama lokasi 
tersebut harus ramai kan. Kalau bisa malah lokasi tersebut harus hidup 24 jam 
dalam bayangan kita. Kemudian, lokasi yang dipilih pastinya harus kita anggap 
strategis. Mudah dicapai dari segala arah. Lalu apa lagi yang kita anggap 
penting, bagaimana dengan saingan? nah di sini rupanya faktor yang menarik. 

Ternyata ada dua macam pandangan saingan bisnis yang menempati satu lokasi 
tertentu. Tipe yang pertama, boleh dibilang lebih bersifat egosentris. Yaitu 
memandang saingan dari sudut pandang kepentingan pengusaha atau penjual. Yah 
kalau dari sudut pandang ini pasti kita semua sepakat bahwa kalau bisa sih, di 
lokasi tempat kita akan membuka outlet dan sudah ramai tersebut (ditambah 
strategis pula, duh!) TIDAK ADA SATUPUN SAINGAN yang barang dagangannya sama 
seperti kita. Sampai di sini pasti Anda tidak akan mempertanyakannya, karena 
pasti kita semua mahfum bahwa keberadaan saingan pasti akan mengurangi omzet 
kita.

Apa yang salah dari pandangan seperti ini? sepertinya tidak ada. Karena semua 
orang normal pasti akan berpikir demikian ... tetapi dari sudut pandangan 
pengusaha atau pedagang. Sementara itu bagaimana dari sudut pandang konsumen? 
sebaliknya pasti. Konsumen tentu lebih senang berbelanja di tempat atau lokasi 
yang bisa memberikan banyak pilihan. Baik dari segi jenis barang atau jasa, dan 
juga dari segi harga. Buntut-buntutnya, di mana ada satu sentra pembelanjaan, 
maka konsumen akan beramai-ramai datang ke tempat itu.

Beberapa survei yang kami lakukan di sentra perbelanjaan, baik itu berupa 
hipermarket maupun sentra komoditi seperti pakaian, elektronik maupun handphone 
menunjukan fakta bahwa konsumen justru lebih mengenal lokasi perbelanjaan di 
mana terdapat sentra belanja yang diisi oleh puluhan atau bahkan ratusan 
penjual produk sejenis, atau sentra perbelanjaan yang dipersepsikan sebagai 
terlengkap. 

Pandangan yang kedua lebih memahami fenomena seperti ini. Dalam pandangan ini, 
keberadaan beberapa atau banyak kompetitor di sekitar outlet kita justru lebih 
menguntungkan. Karena dengan sendirinya (atau sudah dirancang sedemikian rupa) 
lokasi tempat kita berjualan akan menjadi sentra belanja yang memiliki daya 
tarik yang lebih kuat kepada lebih banyak konsumen untuk berbelanja. 
Pikir-pikir kan betul juga ya, buat apa kita buka di lokasi yang ramai tetapa 
sebagian besar orang hanya numpang lewat saja dan tidak berniat untuk 
berbelanja.

Tetapi dari sisi pengusaha atau penjual, bagaimana dapat bertahan dalam kondisi 
persaingan yang tampaknya sangat keras, karena saingan kita bisa berjumlah 
puluhan atau bahkan ratusan. Ternyata jawabannya sederhana, dalam persaingan 
usaha ternyata juga harus mengedepankan kepentingan bersama. Dan hal yang dapat 
dijadikan kepentingan bersama dalam situasi seperti ini adalah: semua harus 
dapat bertahan hidup! Karena bila semua usaha dalam lokasi tersebut hidup, maka 
lokasi tersebut akan tetap ramai dikunjungi konsumen. Bila satu demi satu mati, 
maka cepat atau lambat konsumen pun akan meninggalkan tempat tersebut. Bila 
semua bisa hidup, maka barulah semua dapat bersaing dengan sehat.

Oleh karena itu, mulai sekarang apabila kita masih enggan untuk menempati satu 
lokasi karena kita anggap sudah banyak kompetitor, atau saat ini kita mulai 
gelisah karena bermunculan kompetitor-kompetitor baru di sekitar tempat usaha 
kita, berhentilah dan buanglah semua pikiran negatif tersebut. Karena ternyata 
kompetitor, terlebih yang bertetangga dengan kita, adalah partner kita untuk 
melayani dan menarik konsumen yang lebih banyak lagi dari yang pernah kita 
bayangkan sebelumnya. 
http://www.mail-archive.com/porsenipar@opja.or.id/msg01576.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar