Sabtu, 16 Oktober 2010

hasil kerja panja honorer

Panitia Kerja Gabungan DPR RI telah melalui waktu selama 18 hari kalender. Beberapa kali pertemuan telah diikuti dan diiring oleh perwakilan dari Honorer. Masih ada sisa waktu 2 minggu sampai dengan tanggal 25 Februari 2010.

Panja Komisi VIII pada tanggal 11 Februari 2010 menerima perwakilan honorer, namun sekitar 80% adalah perwakilan honorer swasta. Pada rapat Panja Komisi VIII ternyata tidak menghasilkan hal yang berarti bagi perubahan nasib honorer sekolah negeri.

Namun dari Panja Komisi X, didapatkan hasil yang sangat menggembirakan bagi perjuangan Honorer Sekolah Negeri. Hasil yang ingin disampaikan disini merupakan hasil dari Panja dan belum menjadi suatu ketetapan. Namun demikian sudah bisa menjadi dasar hukum bagi Honorer untuk menumbuhkan semangat perjuangan wakil honorer di Jakarta.

Ada 2 hal penting dalam kerja Panja, yaitu RPP yang akan menjadi PP jika sudah disahkan dan Database honorer yang akan diatur oleh PP.

1. Mengenai Rencana Peraturan Pemerintah, sekiranya Panja tidak terlalu lama menyelesaikan. Pada tanggal 15 Februari 2010 adalah prediksi selesainya RPP oleh Panja jika dilihat dari perjalanan kerja Panja. Oleh karena itu telah direncanakan pada tanggal tersebut Honorer Instansi Pemerintah bisa hadir di senayan untuk memberikan dukungan kepada agar RPP segera disahkan menjadi PP.
2. Mengenai Database, tercatat dalam kerja Panja ada 3 kategori Honorer. Dimana penyelesaian yang diajukan sudah diatur sendiri-sendiri. Rencana Penyelesaian inilah yang harus bisa berubah lebih baik lagi agar memudahkan kita sebagai honorer instansi pemerintah melangkah ke status yang lebih baik lagi (menjadi PNS).


Tiga (3) Kategori Honorer yang dimaksud dalam Revisi Matrik Data Tenaga Honorer adalah :

1. Tenaga Honorer yang sudah masuk Database. Honorer yang dimaksud dalam kategori ini adalah 6.797 Tenaga Honorer Daerah Khusus Ibukota (Jakarta) yang belum diangkat menjadi PNS. Mereka diangkat menjadi CPNS tanpa Tes.
2. Tenaga Honorer yang pengangkatan sesuai PP namun belum masuk database (tercecer). Honorer dalam kategori ini terbagi 3: (1) Guru Bantu, Guru Honda dan Tenaga Lapangan di Instansi Pemerintah lain yang memenuhi Sayat PP akan diangkat CPNS tanpa tes. (2) Guru Honda dan PTT yang masa kerjanya tidak diketahui akan diverifikasi untuk langkah penyelesaiannya, dan (3) Guru Bantu dan Tenaga Honorer Instansi Pemerintah lain yang tidak memenuhi syarat PP seperti usia dll, akan diberi kesejahteraan dengan PP baru.
3. Tenaga Honorer yang pengangkatannya tidak sesuai PP. Tenaga Honorer yang termasuk kategori ketiga adalah Guru Honda, GTT, Tenaga Kependidikan (PTT) dan Tenaga Honorer Instansi Pemerintah lain dengan pembagian : telah mengabdi 1 tahun per 1 Januari 2006 di Instansi Pemerintah dan mengisi kebutuhan; telah mengabdi 1 tahun per 1 Januari 2006 di Instansi swasta dan mengisi kebutuhan; mengabdi kurang dari 1 tahun per 1 Januari 2006 di Instansi Pemerintah dan mengisi kebutuhan; dan bertugas kurang dari 1 tahun per 1 Januari 2006 di Instansi swasta serta mengisi kebutuhan. Penyelesaiannya kategori dengan tes sesama honorer dan kesempatan mengikuti tes jalur pelamar umum.

Pada kategori penyelesaian Tenaga Honorer yang ke 3 inilah yang perlu perjuangan lebih keras lagi agar penyelesaian yang diajukan panja sebelum di sahkan dalam Rakergab bisa berubah lebih memudahkan lagi bagi Honorer Instansi Pemerintah yang telah mengabdi lama.
Harapan dari pengurus PHSNI kepada semua honorer Instansi Pemerintah adalah :

1. Tetap semangat dan solid dalam wadah persatuan. Berilah dukungan kepada pengurus yang mewakili Honorer ke Senayan.
2. Jangan pernah ketinggalan memantau hasil kerja Panja dengan sisa waktu ini melalui siaran / media lain maupun dari website ini.
3. Tetap berjuang di tingkat daerah untuk memperoleh pengakuan dari Pemda masing-masing agar kesempatan untuk menjadi lebih baik lagi (PNS) semakin mudah dan cepat bagi kita.

http://www.google.co.id/webhp?hl=id#hl=id&biw=1024&bih=606&q=hasil+kerja+panja+honorer&aq=2&aqi=g3&aql=&oq=hasil+kerja&gs_rfai=&fp=2d91eb1f81eb2e5e

HASIL KERJA KARYAWAN

Karyawan merupakan faktor penting dalam menunjang perusahaan. Dari memonitoring maupun mengawasi karyawannya, perusahaan dapat menentukan apakah karyawan tersebut mendapatkan reward atau punishment. Kebanyakan perusahaan memonitoring karyawannya secar
Karyawan merupakan faktor penting dalam menunjang perusahaan. Dari memonitoring maupun mengawasi karyawannya, perusahaan dapat menentukan apakah karyawan tersebut mendapatkan reward atau punishment. Kebanyakan perusahaan memonitoring karyawannya secara langsung dan manual. Cara ini tidak efekif karena waktu yang dipakai sangat lama. Oleh karena itu perlu adanya sistem informasi yang dapat membantu perusahaan memonitoring karyawannya. Langkah untuk mewujudkannya melalui pengumpulan data, analisa kebutuhan, desain sistem, impelementasi desain serta uji coba sistem. Dokumen yang dihasilkan dalam tugas akhir ini adalah buku tugas akhir, SKPL, dan DPPL. Hasil tugas akhir ini berupa sistem informasi monitoring hasil kerja karyawan (SIMHKK) Divisi Business Support yang input datanya berupa data-data transaksi seperti registrasi, instalasi serta troubleshooting. Fasilitas yang dimiliki serta output dari SIMHKK yaitu mengelola data transaksi, menampilkan bonus karyawan, total hasil kerja karyawan serta fasilitas-fasilitas lain yang berhubungan dengan pengelolaan data pengguna dan yang mendukung fungsi utama.

http://digilib.its.ac.id/ITS-Undergraduate-3100008030831/2948

Mekanisasi, Pemecahan Masalah Efisiensi Kerja Petani

Dewasa ini strategi pembangunan nasional khususnya pemba- ngunan sektor pertanian dipusatkan pada upaya mendorong percepatan perubahan struktural, meliputi proses perubahan dari sistem pertanian tradisional ke sistem pertanian yang maju dan modern, dari sistem pertanian subsistem ke sistem pertanian yang berorientasi pasar dan dari kedudukan ketergantungan kepada kedudukan kemandirian.
Perubahan struktural tersebut merupakan langkah dasar yang meliputi pengalokasian sumber daya (baik alam, manusia maupun mekanik), penguatan kelembagaan dan pemberdayaan manusia. Dalam pelaksanaannya harus meliputi langkah-langkah nyata untuk meningkatkan akses kepada aset produktif berupa teknologi harus dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk tujuan-tujuan yang lebih maju dan lebih bermanfaat termasuk antara lain pengolahan tanah, pemberian air pemilihan bibit unggul, pemupukan, pengendlaian hama dan penyakit, dan pemanenan secara bijaksana.
Pembangunan pertanian harus diarahkan pada terciptanya tenaga petani yang terampil dalam mengelola usaha taninya. Juga terbentuknya masyarakat petani yang maju, bersemangat profesional sehingga mampu menghadapi tantangan dan permasalahan dalam melaksanakan usaha taninya.
Di Indonesia dapat dicatat adanya berbagai tantangan dan permasalahan dalam pengelolaan usaha tani yang masing-masing mempunyai kekhususan yang berbeda-beda seperti kenaikan produksi, peningkatan di bidang pemasaran dan sistem kredit, serta efisiensi. Dari berbagai ragam tantangan dan permasalahan tersebut yang sering kali terlupakan oleh pengamat adalah efisiensi dalam pengelolaan usaha tani terutama yang berhubungan dengan kerja petani.
Perlunya Efisiensi
Menurut Clifford Geertz dalam Involusi Pertanian, pemakaian tenaga kerja di sektor pertanian di Indonesia tergolong sangat besar dibanding negara lain. Di Amerika Serikat kurang lebih 0,002 Kw/ha, Jepang 0,014 Kw/ha, sedang Indonesia 0,127 Kw/ha. Tetapi tenaga kerja manusia di Jepang dan Amerika Serikat lebih intensif dibanding di Indonesia. Terlihat adanya perbedaan nyata antara petani Indonesia dengan petani Jepang.
Langkah yang menyebabkan pertanian di Jepang jauh meninggalkan Indonesia dalam jangka waktu yang sama adalah produktivitas pekerja. Yang utama dalam produktivitas pekerja (petani) Jepang adalah terjadinya perbaikan yang esensial dalam praktik pertanian Jepang sesuai dengan produksi kecil yang efisien. Selain itu di Jepang produktivitas pekerja (petani) bukan hanya diperhitungkan per ha sawah, tetapi penggunaan tenaga kerja dimanfaatkan se efisien mungkin dengan menggunakan perhitungan yang baik.
Di Indonesia, efisiensi yang diartikan sebagai kedayagunaan suatu sumber tenaga dapat menangani suatu bahan, masih belum mendapat perhatian secara serius. Padahal fungsi perbaikan pertanian adalah menaikkan pendapatan, kesejahteraan, taraf hidup dan daya beli petani. Sangat kecilnya efisiensi petani merupakan hambatan bagi faktor-faktor lain yang merupakan penetrasi pembangunan pertanian.
Perbaikan taraf hidup petani memang tidak dilakukan dengan hanya memberi landreform (Redistribusi Tanah Pertanian) atau credit reform (Pemberian Kredit Usaha Tani), tetapi perlu juga diperhatikan situasi kerja petani. Situasi kerja yang monoton dengan hasil yang rendah menyebabkan petani mengalami kejenuhan. Ditilik lebih jauh, perlu diakui bahwa kejenuhan petani ini terus berlangsung. Hal ini disebabkan oleh miskinnya inovasi dan tiadanya gebrakan-gebrakan baru yang menggairahkan petani.
Hambatan pembangunan dalam sektor pertanian di Indonesia adalah lambatnya kemajuan teknologi. Kontras teknologi selalu dipersoalkan. Tingkat teknologi yang rendah menyebabkan petani sulit memperoleh hasil dalam proses produksi yang maksimal. Kehilangan hasil dalam proses produksi sangat besar, sementara biaya yang diperlukan sangat tinggi.
Contoh paling sederhana adalah dalam memanen padi. Untuk 9 kg gabah harus dibayar 1 kg gabah. Jika total hasil panen padi (dalam satu musim tanam) dalam 1 ha adalah 9 ton gabah, maka biaya pemanenan yang dikeluarkan sebesar 1 ton gabah.
Efisiensi teknologi yang memperkecil tingkat kejerihan kerja dengan produktivitas tinggi masih dicemburui. Harapan memperkenalkan teknologi yang efisien selalu dihantui oleh pembengkakan pengangguran terutama di wilayah perdesaan. Akibatnya jumlah tenaga pengangguran semu dalam sektor pertanian di Indonesia sangat besar. Tidak jelas lahirnya tenaga kerja semu ini karena efektivitas kerja rendah yang menyerap banyak tenaga manusia atau memang karena distribusi kerja yang tidak merata.
Tuntutan Inovasi
Dalam arah kebijaksanaan pembangunan nasional, pembangunan sektor pertanian diarahkan untuk meningkatkan pendapatan kesejahteraan, daya beli, taraf hidup, kapasitas dan kemandirian serta akses masyarakat pertanian dalam proses pembangunan melalui peningkatan kualitas dan kuantitas produksi serta distribusi dan keanekaragaman hasil pertanian. Pembangunan pertanian diarahkan pada pengembangan sistem pertanian yang berkelanjutan yang berbudaya industri, maju dan efisien ditingkatkan dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pembangunan pertanian memang sudah saatnya menganut pendekatan industri bukan lagi agraris, artinya menangani pertanian secara industri bukan lagi tergantung sepenuhnya kepada faktor alam. Pengertian industri dalam hal ini bukan semata-mata mendirikan pabrik, tetapi yang lebih mendasar adalah mentransformasikan budaya (pola pikir, sikap mental dan perilaku) masyarakat industri di kalangan para petani.
Kebudayaan industri tersebut antara lain mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, pertama pengetahuan merupakan landasan utama dalam menentukan langkah atau tindakan dalam pengambilan keputusan (bukan berdasarkan kebiasaan semata). Kedua, perekayasan harus menggantikan ketergantungan pada faktor alam. Ketiga, kemajuan teknologi merupakan sarana utama dalam pemanfaatan sumber daya. Keempat, efisiensi dan produktivitas sebagai dasar utama dalam alokasi sumber daya agar penggunaan sumber daya tersebut hemat. Kelima, mekanisme pasar merupakan media utama transaksi barang dan jasa. Keenam, profesionalisme merupakan karakter yang menonjol.
Untuk memenuhi tuntutan di atas, alternatif inovasi yang sampai sekarang tampaknya relevan walaupun tidak terlalu baru adalah penerapan mekanisasi pertanian (penggunaan alat dan mesin pertanian). Sudah saatnya dimulai penerapan mekanisasi pertanian dalam sistem pertanian nasional meskipun tetap dilakukan secara selektif.
Upaya menuju pertanian industri antara lain dapat dikembangkan dengan peningkatan penggunaan alat dan mesin pertanian dalam pengolahan tanah dan penanganan pasca panen. Salah satu keuntungan yang diperoleh adalah terjadinya peningkatan efisiensi dan produktivitas pemanfaatan sumber daya alam.
Mekanisasi Dan Distribusi Kerja
Penggunaan alat dan mesin pertanian saat ini memang sudah merupakan suatu kebutuhan. Efisiensi tinggi saat ini harus mulai diperkenalkan kepada petani. Hal ini tentu beralasan karena tenaga kerja yang digunakan saat ini tidak mempunyai kesinambungan (kontinuitas). Seorang buruh tani hanya akan dibutuhkan pada saat pengolahan tanah dan panen. Pada proses lain mereka kurang dibutuhkan, akhirnya terjadi pengangguran yang tidak kentara (disguised unemployment). Pembuangan waktu yang lama dan sia-sia ini menyebabkan efisiensi menjadi lebih rendah.
Berdasarkan data dalam Involusi Pertanian, pada saat pengolahan tanah, traktorisasi di Indonesia sangat rendah dibanding negara lain. Pada hakikatnya Indonesia masih sangat ketinggalan pada pengembangan traktor. Pemakaian traktor di Indonesia hanya 0,005 Kw/ha. Amerika Serikat 1,7 Kw/ha, Belanda 3,6 Kw/ha dan Jepang 5,6 Kw/ha. Rendahnya pemakaian traktor ini disebabkan oleh rendahnya perkembangan mekanisasi di Indonesia.
Akibatnya, untuk menggarap tanah seluas 1 ha diperlukan waktu berhari-hari dan melibatkan banyak tenaga manusia. Tenaga manusia akhirnya tidak mendapat harga yang layak sehingga produktivitas juga semakin rendah. Tenaga manusia adalah tenaga riskan, hanya digunakan paling cepat 4 bulan sekali menjadi buruh tani.


http://fikrialhaq.wordpress.com/2008/07/16/mekanisasi-pemecahan-masalah-efisiensi-kerja-petani/

Harga BBM Naik

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Ery Purnomohadi mengusulkan kepada pemerintah agar menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi ketimbang membatasinya.

Menurut Ery, pembatasan BBM bersubsidi akan menciptakan iklim yang tidak kondusif untuk perkembangan industri Statisun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Apabila, pemerintah tetap menerapkan kebijakan ini, maka banyak SPBU terutama di pinggiran kota yang lambat laun akan mati.

“Selama ini keuntungan SPBU hampir 95 persen berasal dari BBM bersubsidi. Sedangkan sisanya sebesar 5 persen berasal dari BBM nonsubsidi,” kata Ery kepada KONTAN, Kamis (6/5/2010).

Dengan pengurangan subsidi BBM ini, sebut Ery akan menurunkan keuntungan SPBU. Apalagi BBM nonsubsidi itu laku hanya disekitar wilayah perkotaan besar seperti Jabodetabek, Surabaya, Bandung dan lain-lain. Sedangkan untuk wilayah yang lokasinya berada di pinggiran yang paling laku adalah BBM subsidi.

“Pertamax di wilayah-wilayah pinggiran seperti Banten Selatan, Majalengka, dan Jawa Barat Selatan tidak laku. Justru yang laku adalah premium karena daya beli masyarakat tidak sampai pada Pertamax,” tambah Ery.


http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/05/07/08441780/Hiswana.Migas.Usul.Harga.BBM.Naik

Seusai Lebaran, Harga Beras Naik?

JAKARTA, KOMPAS.com — Harga beras dengan mutu sedang di Semarang, Jawa Tengah, selama satu pekan terakhir ini cenderung stabil di level yang tinggi. Pasalnya, tidak ada perubahan permintaan dan pasokan secara signifikan. Namun, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) memperkirakan, seusai hari raya Lebaran mendatang harga beras akan mulai merangkak naik rata-rata Rp 200 per kg.

Saat ini harga beras jenis Mentik Wangi berada di kisaran Rp 7.500 per kg, Membramo Rp 7.000 per kg, C-4 super Rp 6.500 per kg, C-4 biasa Rp 6.000 per kg, dan beras Umbuk Rp 6.000 per kg.

Kestabilan yang sama juga ditemukan di pasar Kota Jambi masih stabil. Rata-rata harga berbagai merek beras yang dijual di tingkat pedagang pengecer masih stabil dan stok cukup memenuhi permintaan pasar. Selain hasil panen petani setempat, pasokan komoditas bahan pangan itu juga didatangkan dari Palembang, Lampung, dan Padang. Beras cap Tiga King masih tetap dijual Rp 6.750/kg, cap Ikan Belido Rp 7.400/kg, cap Anggur Rp 8.400/kg, beras IR 64 Rp 7.000/kg, dan beras IR 42 ditawarkan Rp 6.500/kg.

Sementara itu di Ambon, harga beras mengalami peningkatan hingga 19,77 % atau naik Rp 35.000 dibanding harga sebelumnya. Untuk beras SW (Sumber Wadung) dan cap Mangga isi 25 kg naik dari Rp177.000 menjadi Rp 212.000. Harga beras merek lainnya juga mengalami kenaikan serupa, antara lain Dewi Fortuna (25 kg) Rp 210.000, Dua Lonceng (20 kg) Rp159.000, Agung (25 kg) Rp 202.000, Bulir Mas (25 kg) Rp 210.000, Tiga Berlian (25 kg) Rp 172.000, dan Tawon (25 kg) yang mencapai Rp 212.000. Kenaikan harga ini disebabkan gagal panen akibat musim hujan yang berkelanjutan.


http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/08/13/09083082/Seusai.Lebaran..Harga.Beras.Naik

Harga Cabai Naik Hingga 100 Persen

CIAMIS, (PRLM).- Harga cabai di Kabupaten Ciamis terus naik dalam kurun waktu sepekan terakhir. Hal itu diperkirakan karena permainan para tengkulak yang sengaja mengurangi pasokkan cabai di pasaran.
Naiknya harga cabai di Pasar Manis dan Pasar Subuh Ciamis, Senin (14/6) mencapai seratus persen. Diperkirakan harga cabai akan terus melambung seiring dengan berkurangnya pasokan.
Di tempat tersebut, pada awal minggu kedua bulanJuni harga cabai rawit hanya Rp 9.000, tetapi saat in sudah mencapai Rp 19.000 per kilogram. Cabai merah besar dari semula Rp 24.000 naik menjadi Rp 35.000. Sedangkan cabai hijau dari Rp 8.000 naik menjadi Rp 18.000.
"Sejak seminggu lalu sampai sekarang, harga cabai terus naik. Cabai merah keriting eceran sampai Rp 35.000 sedangkan jika membeli per kilogram Rp 32.000. Kalau kiriman berkurang, harga cabai pasti akan terus naik," ungkap Ny. Dede Ace (36) pedagang sayuran di Blok E Pasar Manis Ciamis.
Dia mengatakan selain cabai, harga bawang merah, tomat dan kentang, juga naik. Bawang merah yang biasanya Rp 8.000 sekarang sudah mencapai Rp 14.000/ kilogram, sedangkan kentang dari Rp 4.000 naik menjadi Rp 5.500/ kilogram. Sementara harga tomat semula Rp 4.000, naik menjadi Rp 8.000/kilogram. "Yang utung tetap tengkulak. Kalau di tingkat petani harganya mungkin naik, tetapi kenaikannya hanya sedikit. Kalau bisa sih harganya turun, kasihan yang mau beli," ungkapnya.
Sementara itu pedang sayuran di Pasar Subuh Ciamis, Muklis (55) mengungkapkan, naiknya harga cabai juga diimbangi dengan berkurangnya pasokan. Apabila sebelumnya mendapatkan pasokan dari pedagang besar sebanyak 20 kilogram per hari, sekarang hanya mendapatkan jatah sebanyak 10 kilogram. "Sejak seminggu ini pasokan cabai berkurang. Saya sudah minta agar jatahnya ditambah, tetapi tidak diberi oleh pemasok," ungkapnya.
Selain dari Ciamis, lanjutnya, cabai yang ada di pasar Manis dan Pasar Subuh Ciamis, berasal dari sentra cabai seperti Kabupaten Garut, Tasikmalaya, dan Cianjur. Sedangkan bawang merah sebagian berasal dari Kabupaten Brebes, Prov. Jawa Tengah.
Pedagang lainnya, Ade (38) memperkirakan harga cabai akan terus melonjak. Hal itu, seiring dengan berkurangnya pasokan dari daerah penghasil cabai, akibat mulai terjadi pergantian musim. Masih turunnya hujan diselingi dengan cuaca panas, menyebabkan produksi atau hasil cabai berkurang.
"Saya kira turunnya produksi karena pengaruh cuaca. Biasanya bulan Juni memang harganya naik, dan bertahap menurun. Kemudian menjelang lebaran harga cabai kembali naik," tuturnya.
Kabid Perdagangan Hapid Wismansyah mengatakan, naiknya harga cabai salah satunya disebabkan berkurangnya pasokkan dari petani. "Mungkin karena mulai ada perubahan musim, produksi cabai jadi berkurang. Harga saat ini masih lebih murah dibandingkan menjelang lebaran," ujarnya. (A-101/das)***

http://www.pikiran-rakyat.com/node/115859

PROSES PEMBUATAN TAHU

Hari Minggu ini sehat dengan reiki rehat sejenak seputar reiki namun bersama tim liputan progama ibukota berkesempatan mengunjungi pabrik tahu di pinggiran kota Jakarta dan mengamati proses pembuatan tahu langsung di pabriknya. Tentu Anda semua kenal bahwa tahu sebagai salah satu jenis lauk pauk pelengkap makan mudah ditemui di seantero Jakarta bahkan di kota Anda sendiri setiap hari.

Keberadaan tahu hingga kini masih tetap digemari masyarakat mulai dari tingkatan sosial rakyat hingga pejabat, betul bukan? Nah...sebelum tahu-tahu tadi dikonsumsi ternyata makanan yang berasal dari kedelai ini mengalami proses pembuatan cukup unik dan menarik. Menariknya apa? Ayo sehat dengan reiki ajak Anda melihat ke pabriknya sambil mencicipi tahu di udara panas kota Jakarta siang ini.

Siapa yang tidak kenal tahu? Makanan yang biasanya dijadikan lauk pauk dan makanan selingan ini selain harganya murah meriah juga digemari oleh masyarakat banyak. Tahu yang dikonsumsi ini memiliki berbagai jenis nama dan macamnya. Ada tahu Bandung, tahu China, tahu Jambi, tahu Goreng dan tahu Sumedang.

Beda antara tahu goreng dan tahu Sumedang adalah pada tahu goreng sering digunakan untuk sayur sedangkan tahu Sumedang umumnya langsung dimakan dengan cabai rawit sebagai bumbu selingan. Tapi dari rasa tadi tahukah Anda bagaimana proses pembuatan tahu ini? Umumnya proses pembuatan tahu ini cukup sederhana dan tradisionil.

Awalnya kedelai sebagai bahan baku tahu dicuci dan direbus. Setelah kedelai masak atau empuk , kedelai-kedelai ini digiling dengan menggunakan penggiling hingga menjadi lembut yang diistilahkan aci. Selanjutnya aci ini direbus kembali dan hasil rebusan yang kedua kali ini diendapkan untuk selanjutnya di saring, dicetak serta didinginkan.

Selesai proses ini barulah tahu-tahu ini dapat digoreng. Untuk jenis tahu Bandung proses pembuatannya sama saja namun agar tahu ini mempunyai warna khas sebagai tahu Bandung maka ditambahkan pewarna asli dari kunyit. Kunyit yang sudah bersih ditumbuk hingga halus kemudian diletakkan ke dalam kain penyaring.Kemudian kain penyaring ini dimasukkan ke dalam air rebusan hingga air rebusan berwarna kuning kunyit.

Tahu yang telah dicetak dimasukkan dan direbus kembali hingga tahu berubah warna menjadi kuning kunyit. Tahu yang sudah menyerap warna kuning kunyit ini lalu diangkat dan didinginkan. Akhirnya tahu pun siap dipasarkan ke konsumen penggemar tahu baik di desa atau di kota. Ampas dari sisa pembuatan tahu ini bisa digunakan untuk ternak sapi.

Menurut Haji Dindin salah seorang perajin tahu mengatakan bahwa kedelai yang digunakan sebagai bahan baku tahu merupakan kedelai import yang didatangkan dari Amerika. Sebenarnya kedelai dalam negeri pun tidak kalah mutunya dibandingkan dengan kedelai import dari Amerika ini.

Pabrik tahu milik Pak Haji yang didirikan sejak tahun 1989 ini memproduksi hingga 400 tahu goreng dan tahu Bandung per hari. Dari produksinya ini tahu-tahu tersebut dipasarkan ke beberapa pasar tradisional di Jakarta. Saat ini harga di pasaran untuk satu potong tahu goreng dihargai 150 rupiah per potong, sedangkan untuk tahu Bandung 400 rupiah per potong.



http://arumsekartaji.blogspot.com/2009/05/proses-pembuatan-tahu.html